Ayam Penyet ala Agus Sasirangan

Ayam penyet adalah salah satu makanan favorit saya. Kalau makan di Wong Solo, saya nyaris selalu memilih menu ayam penyet. Ayam penyet itu adalah ayam yang diungkep dulu kan ya? Nah, untuk ayam ungkep ini saya menyukai ayam ungkep bikinan mama. Rasanya khas dan enak. Pernah mencoba bikin setelah sebelumnya bertanya pada mama apa saja bahan-bahannya. Tapi, rasanya kok enggak mirip ya? Heuu….

Kemarin saya mencoba lagi memasak ayam ungkep, setelah sebelumnya membeli ayam kampung bersama mama. Waktu mau memulai memasak, mama mengeluarkan resep andalannya. Ternyata resep itu dari Agus Sasirangan, runner up master chef, salah satu acara masak-masak di TV nasional itu loh.

Pada koran Banjarmasin Post, dulu ada rubrik Cooking with Agus Sasirangan. Ada tanya jawab dari pembaca untuk chef Agus. Nah… Salah satu pertanyaannya bagaimana cara membikin ayam penyet yang enak dan bumbunya pas. Lembaran koran itu ternyata disimpan mama dan dijadikan panduan beliau buat bikin ayam ungkep.     

Continue reading

[Wiskul Balikpapan] Akhirnya, Kambing pun Tak Lagi Lapas

“Kambingnya lapas.” Itulah istilah yang akrab dengan saya ketika belum bisa menikmati kambing. Biasanya gini, kalau nyari lauk kambing di warung langganan, atau ada kenduri tapi tidak ada menu kambing. Maka sebutan kambing lapas itu lah yang sering dikatakan untuk memberi tahu kalau tidak ada menu kambing.

Istilah kambing lapas ini bukan berarti ketika kambing mau disembelih tapi lepas dari jeratan, tapi emang biasa disebut kalau tidak ada menu kambing. Emang tidak disediakan gitu. Ngerasa mbulet menjelaskan tentang kambing lapas ini 😀

Karena saya dua kali ke tempat makan, di Gunung Kawi dan Kafe Betawi tapi belum berjodoh dengan menu nasgorkamnya, maka kemudian pada satu hari saya mengajak suami untuk bertandang ke rumah makan yang khusus menjual kambing. Kalau ke sana pun nggak tersedia menu kambing, berarti benar-benar deh nggak berjodoh sama kambing.
Continue reading

Menikmati Makanan Khas Banjar di Haur Gading Balikpapan

Kayak iklan teh jadinya :p

Kayak iklan teh jadinya :p

Haur Gading adalah nama rumah makan yang menyajikan makanan-makanan khas Banjar di kota Balikpapan. Letaknya ada di belakang Pasar Inpress, Kebun Sayur. Sebagai urang Banjar yang mengelana di Kaltim tentulah saya antusias sekali ingin mencoba menu-menu di rumah makan itu ketika mengetahui info tentang Haur Gading di salah satu blog. Terlebih letaknya dekat dengan rumah mertua saya.

Pertama menikmati menu di Haur Gading pada bulan april kemarin. Saat suami bersama kakak saya mencari makan siang. Maka saya pun berpesan ke suami agar mencarikan makan siang dengan menu Banjar saja. Karena abah dan mama saya yang waktu itu ada di Balikpapan, kurang menyukai masakan-masakan yang rada aneh. Lidah beliau Banjar banget. Dan ternyata pilihan suami saya adalah Haur Gading. Tapi nggak makan di situ, lauk dan nasinya dibungkus aja. Continue reading

Udang Goreng Telur Asin

Kemarin saya memasak udang goreng tepung dengan jumlah yang banyak. Maklum ye mau mudik. Jadi ngabisin stok makanan di kulkas. Pas dikasih lihat ke suami hasil masakan saya, eh dia malah bilang : “Masak sama telur asin aja sebagian udangnya.”

Mendengar requestnya itu saya mikir sejenak dan kemudian menyetujui usulannya. Walau menjelang bedug, tapi masak udang telur asin ga ribet. Soalna udangnya udah di goreng tepung sih. Hihihi… Jadi tinggal siapin bawang putih 2 siung, daun bawang secukupnya dan 1 butir telur asin yang diancurin. Bahan lainnya margarine dan sedikit gula yang dilarutkan dengan air panas.

Cairkan margarine, masukkan bawang putih, tumis sampai layu. Setelahnya masukkan telur asin yang sudah dihancurkan. Masukin udang, daun bawang yang sudah diiris tipis dan larutan gula. Masak sampai kental. Selesai. Rebes. Ga pakai lama. Buat dimasak sahur juga ga makan waktu lama. Ya dengan catatan udangnya udah digoreng. Hehehhe…

Tapi saya kemarin eksekusi masaknya bada maghrib. Biar masih hangat 😀

Ini resep baru di dapur saya. Wekeke.. Dan tumben2an suami suka dengan resep baru ini. Biasanya kan dia sukanya ama resep jadul :p

Resep udang telur asin saya temukan di sebuah koran daerah pas mudik bulan april kemarin. Ketika membaca judul resepnya saya langsung tertarik karena mengingatkan saya pada menu di satu tempat makan yang pernah saya cicipi dulu. Bukan udang sih, dulu saya makannya kepiting soca. Rasanya.. Duh.. Ngangenin banget. Saya suka gitu deh. Tapi berhubung letaknya di Banjarmasin, jadi jaraaang sekali saya berkesempatan makan di sana. Di Balikpapan belum ada cabangnya.

Resep di koran itu pun saya gunting dan saya bawa waktu kembali ke kaltim. Dan sekarang, entah terselip di mana tuh potongan koran. Ga nemu euy. Jadi solusinya ya apalagi kalau bukan bertandang ke rumah mbah Google. Dan mbah Google pun menunjukkan arah ke satu dapur bernama Ordinary Kitchen. Di sana saya menemukan resep Udang Telur asin yang kemudian saya coba dengan bahan yang disesuaikan.

Berikut resep aslinya dari Mak Ricke Indriani

Bahan:
500 gram udang, kupas kulitnya, buang kepalanya dan sisakan ekornya (pilih udang ukuran sedang/besar) –saya kemarin ga tau deh timbangan udangnya berapa. Secukupnya lah–
2 sdt air jeruk nipis/lemon
1/4 sdt garam
1/4 sdt merica bubuk
6 sdm tepung maizena –kemarin goreng tepungnya pakai tepung bumbu biasa. Ga niat buat bikin ini sih dan ternyata lebih enak pakai tepung bumbu biasa. Hihihi–
3 butir kuning telur asin, haluskan –kalau saya putihnya juga dicemplungin. Lah, kalau putihnya ditinggal siapa yang makan? :p–
50 ml air panas
1/4 sdt kaldu bubuk –ini ga pakai. Ternyata kaldu bubuk di rumah udah kadaluarsa.–
3 siung bawang putih, cincang halus
1/4 sdt gula pasir
1 batang daun bawang, iris halus
Minyak goreng
2 sdm margarin

Cara membuat:
1. Lumuri udang dengan air jeruk nipis, garam dan merica bubuk. Diamkan sekitar 15 menit. Taburkan maizena dan balut sampai rata. Goreng udang dengan minyak yang banyak hingga matang dan tepung kering. Angkat. Sisihkan.
2. Larutkan kaldu bubuk dalam air panas. Sisihkan.
3. Panaskan margarin, tumis bawang putih hingga harum. Masukkan kuning telur asin, aduk rata.
4. Masukkan air kaldu dan gula pasir. Masak hingga mendidih. Masukkan daun bawang. Aduk rata sebentar. Masukkan udang goreng. Aduk cepat sampai udang terbalut rata. Matikan api. Angkat. Sajikan panas.

Oya, ngomong-ngomong tentang Daun Bawang, saya kemarin nemu tips memberdayakan daun bawang di rumah dari FBnya majalah Ummi. Nih fotonya :

Gambar

Kata Majalah Ummi di keterangan fotonya : Lain kali jika Anda membeli daun bawang, potong bagian bawahnya yang berwarna putih, masukkan ke dalam gelas atau toples, kemudian isi dengan air. Kurang lebih 10 hari kemudian, akan tumbuh daun bawang lagi! Lumayan kan, nggak perlu beli

Saya belum nyoba sih. Yang nyoba kalau berhasil kasih tau ya. Hehehe….

[Wiskul] Bebek Goreng H. Slamet

Minggu kemarin sodara sepupu ngajakin kumpul makan siang bareng. Awalnya pengin di rumah makan apa gitu di kawasan Klandasan. Tapi karena di sana penuh jadi deh pindah haluan ke Bebek Goreng H. Slamet. Dan ada yg bersorak girang begitu tau pindah tempatnya ke sana. Siapa? Saya. Hahaha…

Udah lama sih pengin wiskul ke sana. Dan baru tau kalau ada dua tempat di Balikpapan. Lihatnya yang di Stal Kuda doang.

image

Continue reading

[Wiskul] Bakwan Surabaya dan Putu Cangkir

Tadinya saya pengin nyobain maem bakwan malang yang ada di wilayah kilo di Balikpapan. Ga tau sih persisnya kilo 1,5 atau 2. Tapi beberapa kali pernah melihat dan di sana rame gitu. Jadi pengin nyoba. Apalagi pas googling banyak yang ngupas tuh bakwan malang yang katanya maknyus punya.

Tapi berhubung hujan mengguyur bumi dan saya udah kelaparan akut, ya sudah lah ikut pilihan adik ipar aja. Maem bakwan surabaya di dekat rumah yang kata adik ipar yang jualan temannya. Brem.. brem.. berangkatlah ke sana. Awalnya suami ngajak jalan kaki, tapi saya nolak karena dah laper banget. Hahaha…

Letak bakwan surabaya ini dekat dengan rumah mertua. Di Kampung Baru ujung gitu. Katanya baru buka, saya juga baru aja melihat tuh bakwan surabaya nongkrong di sana beberapa hari yang lalu. Ya iya lah, baru beberapa hari yang lalu saya kembali ke Balikpapan. Hehehehe….

Gambar Continue reading

Bingka Kentang atau Kue Lumpur?

    Gara-gara beberapa hari ini lihat status sepupu saya yang isinya bingka mulu, saya jadi disergap kangen ama wadai yang satu itu. Sepupu saya itu katanya jualan bingka kentang gitu, trus laris manis. Malah sempat ada statusnya yang bilang kalau dia tutup toko setengah hari khusus buat bikin bingka. FYI, sepupu saya ini jualan baju dan punya toko gitu. Membaca status itu saya pun langsung kirim BBM ke dia.

    “Banyak hujungan bajual bingka bisa nih daripada badagang di toko?” (Lebih banyak untung jual bingka ya dibanding jualan di toko?)

    Dan sepupu saya menjawab singkat, “Aslee.”

    Maksudnya Asli, sepertinya menyepakati pertanyaan saya di atas. Dan hal ini membuat keinginan saya buat bikin bingka semakin menjadi-jadi, siapa tau bisa jualan juga. Hahahaha…..

Continue reading

I Love Manday…

Judul di atas bukan typo tapi emang begitu adanya. Eh, terkadang orang menuliskannya dengan huruf i di akhir, tapi saya lebih suka memakai y karena nama panggilan saya berawalan Y. Menyematkan satu karakter dari huruf yang kita suka pada hal yang kita gandrungi itu menyenangkan.

Ini bukan tentang hari Senin. Walaupun saya juga sengaja menunggu Senin buat menuliskan ini (juga mempostingnya kemudian). Heuheu…. Saya berusaha sedapat mungkin tak ingin dan tak pernah membenci hari Senin. I Hate Monday itu bukan saya banget deh. Ya iyalah yan, elo kan ga kerja? Jadi hari senin atau bukan ga ngaruh kali ama loe. Pengaruh dunkk… Kan hari senin suami gue kerja, jadi hari senin saya kembali melalui hari tanpa suami di rumah di jam kerja. Heuheu….
Continue reading

Puding kopi with fla

Awalnya sih dari ngelirik foto teman di FB yang kayakna maknyus banget tuh puding. Jadi pengin nyoba. Trus, waktu saruan maulid ada juga puding sejenis dan sy cicipi tuh puding enak. So, penasaran dunk pengin nyoba.

Maka berkunjunglah sy ke foto puding si teman dan bilang ke mama kalau mau bikin. Mama bilang karena pakai saus pudingnya jangan banyak2nya. Pas banget kan, resep yang ada juga cuma makai satu bungkus puding. Tapi pas sy kasih tahu resepnya ke mama dan resepnya itu pakai saus santan, mama jadi ragu.