Sebagian Cerita di 2014

2014 menyisakan beberapa hari lagi. Rasanya waktu begitu cepat berlalu.Serasa baru kemarin menyambut tahun 2014, udah mau 2015 aja. Banyak hal-hal terjadi sepanjang nyaris 365 hari yang terlewati.

Salah satu hal yang terasa berbeda di tahun ini adalah beberapa tulisan saya bisa dimuat di berbagai media. Rasanya seperti mimpi yang bikin saya norak-norak bahagia dalam menghadapinya. Saya masih ingat momen-momen saat menerima kabar tulisan saya yang dimuat atau saat menyaksikan sendiri ada nama saya di satu media.

Saya pun menyimpulkan, ada 2 kebahagiaan ketika tulisan kita dimuat di media, pertama, saat mendapat kabar kalau dimuat. Kedua, saat menerima honor. Hahaha… Itu bikin bahagia banget. Bonusnya lagi kalau ada yang suka sama tulisan kita, apalagi kalau tulisan kita bisa bermanfaat buat orang lain. Alhamdulillah…

Momen-momen di mana saya mendapat kabar kalau tulisan saya dimuat masih saya ingat sampai sekarang. Seperti ketika di sabtu siang saya menerima sms dari seorang teman. Saat itu saya ada di atas angkot yang melaju membelah jalanan dari kampung saya Barabai ke Banjarbaru. Sms itu mengabarkan kalau ada tulisan saya di rubrik Pariwisata Pikiran Rakyat. Rasanya ingin lompat-lompat tapi saya ada di atas angkot.

Saya bukan seorang traveller, jalan-jalan juga jarang banget. Menulis artikel untuk rubrik pariwisata dan bisa dimuat itu bikin saya senang. Tulisan saya yang di sana hanya menceritakan saat saya berkunjung ke rumah beruang madu di Balikpapan. Jadi, untuk menulis rubrik pariwisata kita tidak harus pergi jauh kok. Cukup bidik dan ceritakan kawasan wisata yang ada di sekitar kita berada.

Artikel Pariwisata di Pikiran Rakyat

Artikel Pariwisata di Pikiran Rakyat

Esok harinya saya dan keluarga pagi-pagi buta pergi ke pasar terapung. Pasar terapung itu wisata khas dari daerah saya, Kalimantan Selatan. Tapi saya baru pertama kalinya pergi ke sana. Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali kan? Jam 9 pagi saya dan keluarga sudah tuntas berpetualang ke pasar terapung plus makan soto banjar Abang Amat. Kami pun beristirahat dan tertidur di rumah Tante saya di salah satu kawasan di Banjarmasin.

Begitu bangun tidur, saya melihat ada pesan masuk di ponsel saya. Pesan dari Mbak Nining yang mengabarkan kalau ada resensi saya di Kompas Anak. Belum selesai rasanya euphoria saya untuk artikel jalan-jalan yang dimuat di Pikiran Rakyat, ada lagi tulisan saya yang dimuat. Dan kali ini di Kompas Anak. Senang? Banget.

Resensi Pertama di Kompas Anak

Resensi Pertama di Kompas Anak

Suatu pagi di hari minggu pada bulan mei saya masih terkantuk-kantuk saat sebuah telpon masuk. Telpon pun saya angkat dan ada suara lembut di ujung telpon. Kabar yang disampaikan kepada saya saat itu langsung membuat mata saya segar dan kantuk menghilang tanpa sisa. Kabar apakah itu? Resensi saya dimuat lagi di Kompas Anak. Hanya selang sekitar lima minggu dari resensi yang dimuat sebelumnya. Yang memberi kabar adalah Mbak Irma Irawati, karena buku yang saya resensi adalah buku yang ditulis Mbak Irma.

Resensi kedua di Kompas Anak

Resensi kedua di Kompas Anak

Ramadhan menjelang dan bertepatan dengan akhir juni. Saya masih ingat tanggalnya saat 1 Ramadan itu. 29 Juni adalah hari pertama Ramadan, lebih dulu satu hari dari yang ditetapkan pemerintah. Pagi itu saya melihat ada beberapa notifikasi yang masuk ke ponsel saya. Di mana ada 2 orang yang mengabarkan kalau ada cerpen saya yang dimuat di Kompas Anak.

Wow… Wow.. Wow… Saya langsung heboh sendiri mengabarkan ke suami. Dan kemudian terharu sendiri. Bayangkan saja ada 365 hari dalam setahun. Dan Allah memilihkan tanggal 29 Juni untuk cerpen saya dimuat di Kompas Anak. 29 Juni adalah hari spesial buat saya. Karena 17 tahun lebih beberapa tahun yang lalu saya dilahirkan di dunia di tanggal itu. 2 tahun yang lalu saya pun dipersunting di tanggal tersebut. Alhamdulillah… Sungguh kado yang manis di 29 Juni tahun ini.

Cerpen di Kompas Anak

Cerpen di Kompas Anak

Suatu hari di bulan November, saat itu suami saya sedang pergi ke offshore. Perginya enggak nginap, akan pulang saat sore di waktu dia biasa pulang kerja. Suami pun mengatakan kepada saya kalau komunikasi kami akan sedikit terkendala karena ada kawasan di mana signal ponsel harus dimatikan saat dia berada di tengah lautan sana.

Di siang hari itu, di salah satu kelas menulis saya mendapatkan kabar yang bikin saya lompat-lompat senang lagi. Cerpen saya dimuat di Bobo. Saya gemetaran mendengar kabar tersebut. Antara percaya dan tidak. Karena cerpen itu sudah setahun yang lalu saya kirimkan ke Bobo. Saya pun menghubungi Mbak Irma minta kepastian. Karena Mbak Irma berlangganan majalah Bobo dan untuk yang berlangganan memang datang lebih dulu ketimbang yang beli di lapak Koran.

Begitu suami datang saya langsung heboh cerita-cerita ke dia kalau akhirnya saya bisa nembus Bobo. Tak lama kemudian, Mbak Irma juga mengirimkan foto cerpen saya di sana. Senang sekali melihat nama saya tercetak di majalah yang sudah saya kenal sejak kecil itu. Dari kecil saya sudah bermimpi pengin cerpen saya dimuat di Bobo. Dan dimuat saat saya sudah sebesar (badannya) dan segemuk ini.

wpid-img_20141111_062257.jpg

Cerpen pertama di Bobo

Satu malam minggu di bulan Desember, ada notifikasi kalau mbak Irma mengirimkan sesuatu di wall saya. Mbak Irma memberi kabar kalau ada cerpen saya lagi di majalah Bobo. Wow… Walau untuk yang kedua kali saya tetap senang sekali mendengar kabar itu. Satu minggu kemudian, Mbak Irma kembali mengabarkan kalau cerpen saya dimuat lagi. Jadi, ada 2 cerpen saya di 2 minggu berturut-turut di muat di Bobo.

Cerpen kedua di Bobo

Cerpen kedua di Bobo

Cerpen ketiga di Bobo

Cerpen ketiga di Bobo

Buat saya yang bukan siapa-siapa dan masih sangat pemula, ini sungguh kabar yang menggembirakan. Iya, benar, saya masih sangat pemula. Jadi, buat teman-teman yang merasa sama dengan saya, merasa masih pemula tapi mau tembus ke Bobo, ayo kirimkan terus tulisannya ke Bobo. Kalau saya yang masih sangat pemula dan masih harus banyak belajar ini bisa, apalagi teman-teman. Percayalah melihat honor masuk ke rekening kita itu bikin perasaan senang. Hihihi….

Itulah beberapa momen luar biasa dan menyenangkan di tahun 2014 ini. Ini ceritaku, mana ceritamu?

 Postingan ini diikutsertakan dalam #liamartagiveaway ‘Share Your Moment’

23 thoughts on “Sebagian Cerita di 2014

  1. Aku membayangkan gimana ya rasanya dapat pemberitahuan bahwa tulisan kita dimuat di media cetak. Ah pasti muka rasanya hangat banget. Selamat ya Mbak Hairi..Semoga tahun 2015 makin produktif 🙂

    • Makasih, Mas. Aamiin…
      Saya mengarsipkan cara kirim ke media di blog ini, Mas. Ga ada arsip khusus, jadi sering buka di blog juga kalau lupa alamat email dan sebagainya. Bisa dilihat kategori Tulisan di Media di blog ini ya, Mas. Untuk tulisan yang lain saya masih sering banget googling lihat ketentuan dan syarat2nya 😀

  2. Waaaah hebat sekali mbaaa. Keren keren. Dalam tahun ini banyak sekali tulisan mba yanti yang dipublish yaaa 🙂 Ikut seneng bacanya.

    Btw, bobo juga majalah kesukaan saya sejak kecil lhoo 😉

  3. trnyata harus nunggu setahun yaa? lamaa.. brarti mnjadi penulis awal itu tdk bisa sbg profesi utama yaa.. yg penting harus trus menuliss.. saya kirim tulisan ke berbagai majalah aja kali yaa.. kali ada yg cepet ngasih kabar. 😦

Leave a comment