Setelah Menonton 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2

Saya mewek nonton film ini dan mendapatkan tatapan heran dari kakak ipar saya dan membuat dia bertanya, “Di mana letak bagian sedihnya?”

Gambar

Terkadang hal yang membuat kita menangis bukan hanya sedih, tapi juga tersentuh. Dan menonton 99 Cahaya di Langit Eropa part 2 ini banyak sekali hal yang menyentuh perasaan saya.

Jika di 99 Cahaya di Langit Eropa lebih dititikberatkan pada perjuangan Hanum beradaptasi dengan kehidupan barunya di luar negeri, persahabatannya dengan Fatma dan menyingkap tabir kejayaan Islam di ranah Eropa. Maka di part 2 ini, 99 Cahaya lebih bercerita tentang persahabatan Rangga dengan teman-teman kuliahnya juga konflik masing-masing yang menyertainya, perasaan Marja yang bertepuk sebelah tangan pada Rangga juga tetap ada tentang menyingkap tabir kejayaan Islam di Eropa. Dan yang ada di kedua part adalah pesan utama yang ingin disampaikan di film ini yaitu menjadi agen muslim yang baik.

Yang saya suka adalah analogi-analogi yang disampaikan Rangga pada pertanyaan-pertanyaan Stefen soal Islam dan kehidupan. Duh, Rangga kelihatan banget cerdasnya deh. Saat Stefen bertanya tentang poligami, Rangga menganalogikan dengan kuliah di 2 universitas yang berbeda. Bagaimana rasanya? Satu aja pusing kata Stefen. Begitulah analogi poligami versi Rangga. Bukan suatu hal yang mustahil untuk melakukannya tapi tidak semua orang punya kemampuan untuk melakukannya. Jadi, mending kuliah di satu jurusan aja tapi lulus cumlaude kan 🙂

Kemudian ketika Stefen membahas soal setan yang terbuat dari api dan kemudian akan berakhir di neraka yang juga berapi, kata Stefen bukankah itu menyenangkan ketika berkumpul dengan sesama. Api ketemu api? Rangga pun kemudian menepuk tangan Stefen. Stefen bingung dengan apa yang dilakukan Rangga. Rangga pun kemudian mengulangi lagi, menepuk tangan Stefen dengan lebih keras yang membuat Rangga menjerit kesakitan. Itulah analogi kulit ketemu kulit, walaupun jenisnya sama tapi bisa saling menyakiti. Mungkin seperti itu juga api dengan api. Yang berasal dari api, terlempar ke lautan api. Bukan kesenangan yang didapatkan. CMIIW.

Ada beberapa kejanggalan sih dari film ini yang saya dan kakak ipar saya diskusikan pasca menonton filmnya. Itu lho, tentang Fatma yang juga tak kunjung membalas email Hanum. Padahal katanya Aysa terhibur dengan email-email Hanum, kenapa tidak menyempatkan membalas sedangkan memprint email saja sempat.

Trus saat Fatma bilang ada adek Aysa di perut Fatma. Perut Fatma belum tampak menonjol. Masih ramping ala Raline Shah. Padahal kemudian diceritakan 5 bulan sebelumnya sudah disebutkan kalau Fatma hamil. Lah, kok perutnya masih ramping aja padahal usia kandungannya udah 5 bulan lebih?

Saya dan kakak ipar juga protes keras pada jalan cerita yang menceritakan tentang Rangga yang menghadiri pesta dengan Marja. Eh ya ampyuuun… Sebagai seorang wanita, saya dan kakak ipar menyimpulkan tak akan sanggup membiarkan suami sendiri pergi ke pesta dengan wanita lain, yang cantik dan pakai baju seksi pula. Juga berdansa dengan wanita tersebut. Hahahhaa…

Tapi dibalik protes-protes tersebut, saya akui film ini bagusssss banget. Akting Acha sebagai Hanum, dan Abimana sebagai Rangga juga terlihat natural dan bisa memerankan kedua tokoh itu dengan sangat baik.

Lalu bagian mana saya terharunya? Pada bagian Rangga bertengkar dengan Hanum, saat Rangga memberikan kado ulangtahun buat Hanum, dan Hanum melihat isi kado itu, juga kemudian berjalan mencari Rangga, duh, saya mewek. Itu salah satu adegan terbaik yang akting keduanya total banget di sana. Sukak.

Satu lagi yang bikin saya mewek saat endingnya. Saya menahan untuk tidak terisak-isak karena nggak mau ditertawakan kakak ipar saya. Wakaka… Akhirnya dia ketawa juga begitu menyadari saya nangis bombay. Hahaha….

 

11 thoughts on “Setelah Menonton 99 Cahaya di Langit Eropa Part 2

  1. saya juga nangis pas ultahnya Hanum… bagus, suka ceritannya…
    Dan tentang tiket jalan-jalan, saya nyolek2 suami. Hehe.. habisnya pengen banget jalan2 suami kurang pengertian #eh… “D

    • Kyaaa… Ada teman. Tosss… Soalna saya nonton bareng ama suami dan 2 kakak saya, mereka terheran2 saya nangis. Hihihi…. Eh, iya.. yang tiket jalan2 itu juga so sweet banget deh. Suka 😀

Leave a reply to yantist Cancel reply