Indonesia dan Negara ASEAN yang lain : Kula Jua!

“Pegangan di sini, Bu.” Saya berkata pada seorang Ibu pada sebuah perjalanan beberapa tahun silam. Saya dan ibu itu berada dalam bus bandara yang akan mengantar kami ke pesawat. Saya berkata seperti itu karena khawatir kalau bus berjalan, si Ibu bisa terjengkang. Yang pegangan saja kadang harus susah payah mempertahankan posisi agar tetap berdiri. Tapi perkataan saya tak juga digubris si ibu itu.

“Ibu, nanti jatuh. Pegangan di sini biar aman.” Lagi-lagi saya berkata, di tengah riuhnya suara penumpang yang menyesaki bus itu. Namun, untuk kedua kalinya saya dicuekin sama si ibu hingga membuat wajah saya sedikit merengut karena dicuekin. Sekejap kemudian, kakak saya mencolek lengan saya dan menunjuk ke satu arah. Saya mengikuti ke mana telunjuk kakak saya mengarah dan kemudian tertawa sendiri menyadari kekeliruan yang saya lakukan. Kakak saya menunjuk tas yang dipakai ibu itu. Di sana ada bendera sebagai penanda dari mana si Ibu itu berasal dan benderanya bukan merah putih tapi merah putih biru putih merah. Yup, itu adalah bendera Thailand.

“Kirain dari Indonesia juga, Kak. Tadi dengarnya ngomong seperti bahasa Jawa atau Madura gitu.” Saya menjelaskan kepada kakak saya. Dan memang begitulah yang tertangkap indera pendengaran saya. Seperti mendengar ibu-ibu dari jawa yang ngobrol.

Apa yang saya alami ini kemudian membuat saya menyimpulkan karena Indonesia berada dalam satu kawasan yang sama dengan Thailand yaitu Asia Tenggara, maka sangat memungkinkan kalau ada kemiripan bahasa. Entah hanya telinga saya saja yang mendengar kemiripan itu atau memang sebenarnya mirip.

Kalau soal penampilan fisik, wah jangan tanya lagi. Kalau fisik ibu itu seperti Oprah Winfrey, tentu dong saya nggak ngajak ngomong pakai Bahasa Indonesia. Saya jadi ingat di Tanah Suci saya pernah dikira berasal dari Filipina. Kalau disangka dari Malaysia atau Singapura, wah itu sangat sering terjadi.

Yang pakai jilbab hitam dan biru dari Timur Tengah. Tampilan fisiknya beda dengan saya dan adik-adik :)

Yang pakai jilbab hitam dan biru dari Timur Tengah. Tampilan fisiknya beda dengan saya dan adik-adik 🙂

Jadi apakah bangsa kita, Indonesia dan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara adalah serumpun? Serumpun yang artinya satu keturunan, satu nenek moyang dan berasal dari induk yang sama. Pertanyaan tentang serumpun ini, membuat saya ingin mengetahui darimana sih sebenarnya penduduk Indonesia ini berasal? Setelah Nabi Adam dan Siti Hawa bertemu di Jabal Rahmah Mekkah lantas berketurunan kemudian menyebar di penjuru bumi, lewat jalan mana kah nenek moyang kita itu hingga menempati bumi Nusantara ini?
Dari hasil penelusuran lewat media internet saya menemukan beberapa pendapat tentang asal muasal penduduk Indonesia.

Drs. Moh. Ali mengatakan Bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, pendapatnya dipengaruhi oleh pendapat Moens yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari Mongol dan terdesak oleh bangsa-bangsa yang lebih kuat,dan akhirnya menyebar ke wilayah Indonesia,menurutnya nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar di Asia dan kedatangannya di Indonesia secara bergelombang tahun 3000 SM-1500 SM sampai tahun 1500 SM-500 SM. Pendapatnya didukung oleh suatu pernyataan tentang Blod und Breden Unchro yang berarti darah dan tanah bangsa Indonesia berasal dari Indonesia sendiri.
Sementara Prof.Dr.Kroom berpendapat Asal-usul bangsa Indonesia adalah dari Asia Tengah, pendapat ini didasarkan pada bukti bahwa didaerah Cina tengah banyak terdapat sungai-sungai yang besar yang menjadi sumber kehidupan manusia.Dari sini mereka menyebar ke Indonesia pada sekitar tahun 2000 SM sampai tahun 1500 SM. Sumber dari sini

Nah, dari beragam pendapat itu saya menyimpulkan kalau memang Indonesia dengan beberapa negara tetangga itu serumpun. Karena asalnya sama. Mudahnya gini, saat Nabi Adam turun manusia berpencar. Yang lebih dulu didiami adalah daratan Cina. Mereka berkembang biak mencari penghidupan, menyusuri sungai-sungai besar kemudian menyebrangi lautan hingga sampailah ke negeri kita.
Perjalanan itu entah memakan waktu berapa ratus atau bahkan ribu tahun. Jadi jika ada kesamaan dari segi budaya memang sewajarnya terjadi karena kita serumpun. Bahkan untuk sebuah peninggalan sejarah berupa candi pun ternyata ada miripnya juga.

Penjelasan ahli sejarah mengatakan relief Borobudur ada kemiripan dengan Candi Angkor Wat, yang berada di Kamboja. Padahal, antara Borobudur dan Angkor Wat ada jarak 3 abad untuk pembangunannya. Borobudur terlebih dulu dibangun sebelum Angkor Wat ada. Sesuatu yang wajar jika terjadi kemiripan relief karena memang kita berasal dari nenek moyang yang sama. Ah, suatu hari saya akan mengunjungi keduanya. InsyaAllah 😀

Maka, dengan adanya fakta sejarah yang menyebut kalau Indonesia dan negara ASEAN lagi berasal dari nenek moyang yang sama, diharapkan hal ini bisa mendongkrak kesiapan hati penduduk negara-negara tersebut untuk menyongsong ASEAN Economic Community (AEC) tahun 2015 nanti. Tidak perlu merasa sinis atau merasa terjajah, toh yang datang ‘Kula Jua’* 😀

***

Ket : Kula Jua adalah bahasa Banjar yang artinya keluarga juga.

9 thoughts on “Indonesia dan Negara ASEAN yang lain : Kula Jua!

  1. sebagai seorang yg mempelajari seluk beluk ekonomi, sya membaca ada yg janggal d AEC 2015. ada sebuah upaya utk meliberalisasikan indonesia ke penduduk ASEAN. sya takut akan terjadi gelombang ekspatriat yg besar menggulung Indonesia, akibatnya perusahaan “asli” Indonesia akan d kuasai orang asing, dan ada satu hal lg yg patut d pertanyakan, apakah SDM Indonesia sudah mampu utk menerima AEC pd 2915 nanti, baik dr segi kinerja, bahasa, dan atmosfer bisnis?
    but, whatever, klo secara sejarah sya sepakat kita bersaudara, 😀

  2. rusydi hikmawan says:

    loh loh… kok barobudur ama angkor wat rada2 mirip ya. apa ini indikasi bahwa negara2 asean itu bener2 serumpun ya

      • ga pernah maaaak….. :p
        kai saya pindah ke tembilahan untuk jadi guru orang-orang Banjar di sana, karena di jaman itu orang-orang Bnjar di Tembilahan banyak yang buta huruf. Jadilah saya ga.. eh belum pernah menginjakkan kaki di sanah T_T

        semoga suatu hari bisaaaa… penasaran sih mak, ceritanya om saya di sana masih ada lamin keluarga yang ditinggali sama sanak saudara kai saya (yang juga belum pernah saya jumpai seumur2 T_T)

      • Hayuk Mak berkunjung ke Banjar. Jadi bisa wiskul soto banjar. Buat sy itu soto terenak di Indonesia Raya. Hehehehe….

        Rumah Lamin ya mak? Di kaltim jg ada rumah lamin tapi itu termasuk rumah adat dayak. Tp ya namanya jg tinggal di satu kawasan ya mak. Nyatu aja ah 😉

Leave a reply to I.S. Siregar Cancel reply