[Untuk Sahabat] Beda bukan kendala

Buat saya sahabat itu bukan seseorang yang ketika kita menangis dia akan ikut berurai airmata bersama kita. Bukan seseorang yang ketika kita lelah dia ikut berkeringat di samping kita. Tapi makna seorang sahabat bagi saya hampir sama dengan apa yang disampaikan Geum Jan Di dalam serial Korea BBF kalau sahabat itu seperti saputangan, dia akan hadir untuk menghapus air mata kita saat kita menangis dan akan datang menyeka keringat kita di saat kita lelah.

Karena itulah maka sahabat yang kita perlukan tak harus selalu punya karakter yang sama dengan kita. Terkadang perbedaan karakter itulah yang membuat sebuah persahabatan menjadi terikat dalam simpul yang sulit diuraikan karena ada peran saling mengisi dalam berbagai episode kehidupan yang tak bisa kita pungkiri selalu ada terpaan masalah yang hadir.

Berdasarkan test kepribadian saya adalah seorang yang punya karakter kholeris sanguinis, si kepala batu yang suka bicara, sementara sahabat saya, Nelly adalah si melankolis phlagmatis, seorang sensitive yang cendrung tak ingin bermasalah dalam hidupnya. Saya dan Nelly berasal dari kota yang berbeda dengan rentang jarak yang lumayan jauh. Maka kemudian skenarioNya yang mempertemukan kami. Kami kuliah di jurusan yang sama dan tinggal di kost yang sama. Tentu tanpa kami rencanakan, tapi telah ada dalam rencanaNya. Seakan kedekatan kami sudah diatur olehNya dengan tersematnya nama saya dalam nama panjangnya Nelly.

Satu kampus dan satu kost membuat kami dekat. Apalagi jarak kost yang lumayan jauh dari kampus (hampir 1 km) dan kami berdua kompak belum bisa (atau belum berani?) naik motor membuat kami harus jalan kaki setiap hari selama 4 tahun. Sepanjang jalan kenangan itu pun selalu kami isi dari obrolan berat sampai paling ringan. Dari yang serius sampai ngalur ngidul. Kebayang kan dalam jarak tempuh sejauh itu, selama 4 tahun masa perkuliahan tentu banyak hal yang sudah kami bagi bersama. Rupanya hal ini juga menarik perhatian seorang kawan, hingga pernah ada yang bertanya ke kami apa saja sih yang kami bicarakan selama di perjalanan dari kos ke kampus dan kampus ke kos? Tentu saja kami kebingungan menjawabnya. Terlalu banyak dan kadang terlalu pribadi šŸ™‚

Sering pula ada teman yang terheran-heran kok bisa yang Nelly yang mendapat gelar dari dosen kesayangan kami sebagai ordinary girl sebegitu betahnya berteman dengan Yanti si ratu pesta, maksudnya ya karakternya beda banget. Nelly yang pendiam dan sy yang hip hip hura, heboh terus. Jawabnya? Ya bisa dong. Karena kami saling mengisi. Karena saya yang banyak omong jadi butuh telinga untuk mendengarkan dan Nelly selalu siap untuk itu.

Bahkan karena sangat seringnya saya dan Nelly bersama, kami pun jadi tak bisa dibedakan, padahal saya dan Nelly jauh dari kesan mirip. Tak sekali dua yang artinya sering teman-teman salah panggil, kadang memanggil saya Nelly, atau memanggil Nelly dengan Yanti. Sy pikir hal itu Cuma terjadi dengan orang-orang yang baru mengenal kami. Tapi ternyata tidak, di akhir masa perkuliahan teman seangkatan yang artinya udah kenal kami hampir 4 tahun, tetap aja ada yang salah panggil.

Selepas masa kuliah dan kami pun kembali ke kampung halaman masing-masing. Tapi itu tidak menjadikan persahabatan kami berakhir. Justru semakin erat. Ada hal-hal yang tidak kami bagi ketika masih bersama justru setelah berpisah kami saling terbuka. Begitupun saat saya memiliki akun facebook, rasanya ada yang kurang deh kalau tak ada Nelly di sana. Maka saya pun mempromosikan facebook ke Nelly, kedekatan kami membuat saya tahu titik kunci yang bisa membuat Nelly sangat tertarik dengan facebook. Hanya dengan sedikit lobi yang saya sampaikan Nelly pun langsung mengatakan ke saya : “Oke Ti. Secepatnya bikin facebook juga deh.” Horaaay.. misi berhasil. šŸ™‚

Dan jadilah kemudian FB sarana buat kami saling berbagi kabar dan cerita. Saya rajin menyambangi fb Nelly, begitupun dengan Nelly yang rutin memberikan komentar atau jempol di setiap aktifritas saya. Hal ini dibuktikan dengan salah satu aplikasi di facebook yang bernama “Top Followers”. Konon top Followers itu merekam siapa saja yang paling rajin berinteraksi dengan kita. Dan top followers saya hampir selalu Nelly juaranya. Begitupun sebaliknya.

Bagi saya Nelly bukan hanya seorang sahabat, tapi juga adik karena usianya yang lebih muda setahun lebih dari saya. Dan sy yang anak bungsu ini kan terobsesi jadi kakak, dan Nelly dengan penurutnya mau-mau saja jadi adik saya. Selain itu Nelly juga seorang guru bagi saya karena saya yang dodol ini sering merasa tertolong dengan adanya Nelly yang cerdas dan selalu siap membantu saya, menjelaskan mata kuliah yang tak saya mengerti dengan sabar. Nelly juga menjelma menjadi kalkulator dan kamus berjalan buat saya. Bahasa asing dan hitung-hitungan saya kan parah banget :p

Begitupun saya juga menjelma menjadi seorang satpam bagi Nelly. Saya seperti menjelma menjadi tameng pertama buat para fans Nelly. Mereka nelpon Nelly eh yang ngomong malah saya. Ada yang bertamu buat Nelly saya juga nimbrung ikutan mejeng di ruang tamu. Dan oleh-oleh yang mereka bawa buat Nelly, saya yang melahapnya. Ampun deh.. šŸ™‚

Terimakasih Nelly untuk semuanya. Untuk selalu membersamai dan berbagi dalam berbagai episode kehidupan yang kita lewati. Walau jarak memisahkan tapi itu bukan halangan untuk terus saling mengisi.

Barabai, 100710
Tulisan ini ditulis dalam rangka Sahabat Award kategori best friend story. Yang diselenggarakan oleh Dang Aji di group UNTUK SAHABAT.

Leave a comment